KITA PERNAH

(Pada Delphi)

Kita pernah menulis
kepedihan pada dinding malam
ketika kupinjam helai rambutmu
untuk membalut luka jantan
di dadaku

Kita pernah terhenyak
pada kenaifan perasaan
ketika kita berdiri pada hitam
untuk melihat setitik cahaya

Kita pernah terbaring
penuh luka
pada satu perahu yang
mengambang lepas tanpa tujuan
ketika butir air matamu
melukai jiwaku

Kita pernah terseok
dalam tabung perkara yang menodai
mimpi malam
akan cinta yang belum
sempat diakui semesta
kita pernah terjebak lobang hitam
atas keberanian yang sebenarnya
tak pernah ada

Kita pernah hinggap pada dahan sejarah
yang belum sempat terjamah manusia
dan setan

Kita pernah mengenali makna doa doa
kita pernah memahami kebuntuan zikir
di langit
kita pernah jemput makna cinta di ruang
gelap para filsuf bersembunyi
kita pernah lantunkan nada sumbang
pada rasa absurd yang tak mau kita
namai mcinta
kita pernah mendulang susu pada
para peziarah dan pezinah malam
kitapun pernah potong roti untuk sebuah
kemerdekaan yang tak pernah mampu kita raba

kita pernah terkompres terlalu kecil
untuk sekedar menangis dan tertawa

Bahkan kita pernah hampir tak mampu
menulis dan membaca
sebelum kau temukan bulan
di dermaga dan tinggalkan aku di sudut
goa tempat Plato merantai manusia dengan
lumpur idenya

Fudaili
Surabaya 25 April 08

Tinggalkan komentar